Pada periode Januari – Desember 2020, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempabumi tektonik sebanyak 840 kali. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, frekuensi kejadian kegempaan tercatat meningkat sekitar 80% , yang mana pada 2019 terjadi 467 gempabumi.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Geofisika Klas I Tangerang menunjukkan bahwa kekuatan gempabumi yang terjadi bervariasi dari M1,8 hingga M6,0. Sebaran pusat gempabumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian barat Lampung, sekitar Selat Sunda, dan selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.
Gempabumi dengan kekuatan 3 ≤ M < 5 mendominasi yakni sekitar 65% (549 kejadian), diikuti gempabumi dengan kekuatan M < 3 sebesar 33% (275 kejadian), serta gempabumi dengan M ≥ 5 sebesar 2% (16 kejadian).
Adapun gempabumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat wilayah Banten selama Januari hingga Desember 2020 berjumlah dua belas (12) kali. Dari 12 gempabumi yang guncangannya dirasakan tersebut, tidak ada gempabumi yang mengakibatkan kerusakkan di wilayah Banten.
Apabila ditinjau berdasarkan kedalamannya, tercatat 86,1 % (723 kejadian) gempabumi terjadi pada kedalaman dangkal (h<60 km) dan 13,8 % (116 kejadian) gempabumi terjadi di kedalaman menengah (60≤h<300 km) serta hanya ada 0,1 % (1 kejadian) gempabumi di kedalaman dalam (h>300 km).
Aktivitas gempabumi terbanyak terjadi pada bulan Oktober 2020 sejumlah 104 kejadian, sedangkan terendah aktivitas kejadian gempanya pada bulan Agustus 2020 sejumlah 36.