Pada bulan November 2020, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempabumi tektonik sebanyak 68 kejadian, lebih rendah sekitar 35% frekuensi kejadiannya dibandingkan dengan bulan Oktober 2020 yaitu 104 kejadian gempabumi.
Sebaran pusat gempabumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.
Gempabumi dengan kekuatan 3 ≤ M < 5 dominan terjadi yaitu sebesar 52 % (35 kejadian) diikuti gempabumi dengan kekuatan M < 3 sebesar 41 % (28 kejadian) dan 7 % (5 kejadian) gempabumi dengan kekuatan M ≥ 5 pada periode tersebut.
Berdasarkan kedalamannya,gempabumi pada periode tersebut didominasi oleh gempabumi dangkal (h<60 km) sebesar 90% (61 kejadian) sedangkan di kedalaman menengah (60 km ≤ h < 300 km) sebesar 10% (7 kejadian) dan tidak terdapat gempabumi dalam (h ≥ 300).
Dari 68 gempabumi yang terjadi, dua diantaranya guncangannya dirasakan oleh masyarakat di wilayah Banten dan sekitarnya. Adapun kedua gempabumi tersebut adalah :
Yang pertama yaitu, gempabumi yang terjadi hari Kamis, tanggal 05 November 2020, pada pukul 05:21:48 WIB dengan kekuatan M=5.2 dan pusat gempabumi terletak pada koordinat 7.54 LS – 106.01 BT, tepatnya berada di laut pada jarak 72 km BaratDaya BAYAH-BANTEN, dengan kedalaman 30 km.
Berdasarkan laporan, gempabumi ini dirasakan IV MMI di Panggarangan, II-III MMI Sukabumi, dan II MMI Pelabuhan Ratu.
Kedua, gempabumi yang terjadi hari Sabtu, tanggal 14 November 2020, pada pukul 22:32:30 WIB dengan kekuatan M=5.0 dan pusat gempabumi terletak pada koordinat 6.74 LS – 105.14 BT, tepatnya berada di laut pada jarak 49 km BaratDaya SUMUR BANTEN, dengan kedalaman 10 km.
Berdasarkan laporan, gempabumi ini dirasakan III MMI di Cikeusik, Bayah, Ciptagelar, Panggarangan, II-III MMI di Carita, Panimbang, Labuan, Cimanggu, Malimping, dan II MMI di Cikotok, Rangkasbitung, Sawarna.